Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Pasuruan meluncurkan buku berjudul ‘Tradisi Pendidikan Nilai di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren’ karya Vialinda Siswati. Kegiatan ini dilaksanakan di lantai 3 Hotel Dalwa Syariah, Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jumat (31/12/2021).

Vialinda Siswati selaku penulis buku mengatakan, pendidikan nilai di pesantren merupakan wujud kekhawatiran terhadap generasi muda yang rentan terpengaruh budaya negatif. 

“Pendidikan nilai di pondok pesantren dirancang dan disususn dengan berlandaskan ayat suci Al-Qur’an serta hadist. Seperti kemandirian dan keikhlasan yang sangat diperlukan oleh generasi muda saat ini dalam membangun peradaban yang baik,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Sabtu (01/01/2022).

Vialinda menjelaskan, buku yang ditulisannya berdasarkan hasil riset di dua lembaga pendidikan, yaitu Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah dan Pondok Pesantren Modern Gontor.

“Saya melihat dua itu, dan ini merupakan solusi yang sangat baik sekali. Untuk kedepan nilai-nilai kedua pesantren ini bisa dikembangkan menjadi model pendidikan yang Islami khas Nusantara, sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa bukunya itu membahas tentang tradisi pesantren dengan menggambarkan tradisi-tradisi akademik. Semacam kata al-muhafadzah ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah. Atau mempertahankan nilai-nilai lama yang baik, kemudian dengan tidak menolak nilai-nilai baru yang lebih baik.

“Dengan demikian kita bisa menerima suatu kombinasi mempertahankan nilai tradisi pesantren yang lama. Semacam hidup sederhana, mandiri, santun, kemudian mengedepankan akhlak mulia dengan tradisi baru yang itu juga mengikuti perkembangan zaman,” jelasnya.

Ia berharap, tulisannya itu dibaca oleh banyak orang terutama praktisi pesantren, pendidikan dan para mahasiswa. Sehingga menjadi inspirasi untuk pengelola lembaga pendidikan formal ataupun pesantren.

“Mudah-mudahan bermanfaat untuk pesantren, lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan di Indonesia dan seluruh dunia,” tandasnya.

Ketua ISNU Kabupaten Pasuruan Ahmad Adip Muhdi mengatakan, ada tiga alasan seseorang menjadi harus membaca buku karya Vialinda itu.

Pertama, karena itu hasil penelitian disertasi, pasti ada rumusan teori baru yg ditawarkan. Kedua, sudah diedit ulang oleh tim editor dari penerbit, sehingga menjadi lebih mudah dipahami walaupun oleh kalangan umum.

Ketiga, buku ini menunjukkan bahwa khazanah pesantren itu sangat luas dan mendalam tentang kajian pesantren.

“Mudah-mudahan buku Tradisi Pendidikan Nilai di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren bisa menginspirasi pembaca, sehingga tidak meragukan kualitas pesantren,” tutupnya.

Bagikan artikel ini ke :